apa-itu-sanggar-jurnal-7-728

Benda, M2Net – Acara Gelar Karya dan Presentasi PKL siswi spesifikasi TataBusana, menuai perhatian dari bapak Sulkhi Aziz selaku wakil kepala MA Al-Hikmah 2. Dengan media kisah Rosulullah, dia menyampaikan kisah teladan yang harus dimiliki oleh seluruh siswi spesifikasi tatabusana. Berikut kisahnya :

-Kisah Ke-1 :
Dikisahkan, bahwa suatu hari para sahabat sedang berkumpul di masjid. Lalu terciumlah bau kentut diantara mereka, sehingga membuat para sahabat tidak tahan dengan bau tersebut, salah seorang dari mereka berdiri dan berkata, “Barangsiapa yang kentut, silakan bangun!!” Suasana jadi hening, tak seorang pun berdiri.
Ketika datang waktu Isya’, mereka berkata, “Orang yang kentut pasti akan berwudhu’ setelah ini. Orang itulah yg Kentut,”.
Setelah itu, para sahabat menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang keluar. Masih seperti tadi, tak seorang pun yang beranjak dari tempat duduknya, karena malu.
Lalu Bilal bangun untuk mengumandangkan adzan. Kemudian Nabi Muhammad Berkata: “Tunggu dulu, aku belum batal, tapi aku hendak berwudhu’ lagi,”.
Lalu para sahabat pun ikut berwudhu’ dan tidak diketahui siapa yang kentut waktu itu.
-Kisah Ke-2 :
Usai sholat Ashar di Masjid Quba, seorang sahabat mengundang Nabi beserta jamaah untuk menikmati hidangan daging unta di rumahnya. Ketika sedang makan, tercium aroma tidak sedap.
Rupanya di antara yang hadir ada yang buang angin. Para sahabat saling menoleh. Wajah Nabi sedikit berubah tanda tidak nyaman.
Maka tatkala waktu shalat Maghrib hampir masuk, sebelum bubar, Rasulullah berkata, “Barangsiapa yang makan daging unta, hendaklah ia berwudhu’!!”.
Mendengar perintah Nabi tersebut, maka seluruh jamaah mengambil air wudhu. Dan terhindarlah aib orang yang buang angin tadi.
Sungguh, dalam diri Nabi Muhammad terdapat teladan yang baik bagi kita semua.

Kedua kisah di atas menceritakan bagaimana seharusnya seorang Muslim menjaga kehormatan saudaranya. Bukan malah menertawakannya atau menyebarkan aibnya.

Begitu juga dengan harapan pak Sulkhi, dia ingin kelak siswi-siswi tatabusana bisa menutupi apa yang seharusnya ditutupi melalui kemampuan mereka membuat busana. Dan tetap mengikuti trend zaman tetapi juga harus tetap syar’i.