Kedatangan Mas Novi di Malhikdua pada Jum’at, 17 Oktober membuat M2Net kembali cerah. Berbagai bimbingan telah beliau berikan saat rapat, mulai dari presentasi M2net sampai pelatihan para krucil dan Pokja-pokja M2Net untuk meliput acara Haul Abah Masruri Abd Mughni yang akan dilaksanakan pada hari sabtu, 25 Oktober.

Pengorbanan yang mas Novi lakukan begitu luarbiasa, apalagi dengan jarak yang begitu jauh, Surabaya. Perjalanan dari Surabaya menuju Benda-Malhikdua bukanlah perjalanan yang dekat. Beliau Harus mengeluarkan tenaga, ongkos, dan yang pasti adalah pengorbanan waktu. Hanya duduk diam dimobil tentu hal yang sangat membosankan dan melelahkan. Tetapi,  semua itu beliau lakukan dengan ikhlas. Beliau bukan siapa-siapa, melainkan hanya seorang relawan yang ingin Malhikdua tetap mengenal dunia yang begitu luas. dan, M2Netlah yang berhasil beliau berikan. M2Net menjadi salah satu jalan bagi Malhikdua untuk membuka wawasan mereka lebih luas lagi.  Kebelutan Malhikdua adalah salah satu sekolah yang berada dalam naungan Pondok Pesantren. Beliau ingin mengubah pandangan masyarakat terhadap lingkungan pesantren yang sangat ketinggalan jaman dan kolot.  Beliau ingin membuktikan bahwa santri tak semuanya ketinggalan jaman. Tapi disisi lain para santri sendiri pesimis dengan tujuan-tujuan M2Net. Alasan inilah yang membuat beliau lebih mensupport dengan mengadakan presentasi langsung diMalhikdua tentang kinerja M2Net dan berbagai kegunaanya. Dengan harapan, kepesimisn tadi berubah menjadi semangat dan kepercayaan bahwa siswa yang berstatus santri bisa menggenggam dunia. M2Net membuat kita  untuk lebih berfikir luas, lebih kritis dengan keadaan sekitar. Dan itu semua nantinya akan dituangkan kedalam berbagai karya tulis seperti berita,editoral,featured dan lain-lain yang diposting di sosial media. M2Net juga melatih kita untuk menjadi penulis mandiri. Kita bisa bebas berekspresi sesuai kemampuan kita tanpa ada pelatihan-pelatihan khusus bersama senior ataupun yang lain. M2Net juga  membuat kita berbeda, lebih unggul. mari kita fikirkan dengan seksama, apakah ada dipesantren-pesantren lain sosok reporter-reporter cilik? Reporter yang berasal dari santri? Jika mereka berkata lingkungan pesantren hanyalah tempat orang-orang yang mengaji, mengaji, dan mengaji tanpa memerdulikan keadaan luar, kolot dengan pweraturan, anti internet, itu semua salah justru internet sangat penting untuk kehidupan para santri.  Jika santri tak dikenalkan dengan internet maka akibatnya akan fatal.