Guruku, Ajarkanku Tuk Berjiwa Kaya – The Dreamer

Vision Of Legendary Dreamer (VOLD).. Ngono yo ngono, tapi ojo ngono lhoo..!

Guruku, Ajarkanku Tuk Berjiwa Kaya

Hanya satu yang terfikir dalam benak ketika guru Matematika saya mengklaim :

“semua siswa kelas XI saya anggap NOL nilai Matematikanya”

Begini ceritanya..

Pada suatu hari, tengah berlangsung MID semester 2. Saya jatuh sakit dan mengharuskan saya pulang untuk menemui seorang dokter. Alhasil, saya ketinggalan mengikuti ulangan untuk beberapa mata pelajaran. Setelah dirasa sembuh, saya putuskan tuk kembali ke Pondok. Tanpa ba-bi-bu lagi, target saya sesampainya dipondok adalah memburu guru mapel yang saya tak ikuti sewaktu pulang dan meminta tes susulan *jika bisa, atau meminta tugas pengganti ulangan jika perlu.ddd copy

Awalnya, semua berjalan lancar. Tetapi masalah yang membuat saya merasa tak adil adalah ketika saya menghampiri guru Matematika saya.

“Maaf pak mengganggu sebentar.. saya belum mengikuti tes MTK minat. Adakah tugas atau saya perlu manjalani tes susulan???” Saya bertanya se-sopan mungkin.

“Oh, mohon maaf untuk semua siswa kelas XI sudah saya anggap Nol semua nilai MTK semester 1 dan 2-nya. Jadi, kamu mau susulan atau tidak, sama saja.” Begitu jawab beliau (guru MTK saya).

Sontak, saya sangat kaget mendengar pernyataan beliau berkaitan dengan hal ini. Beribu-ribu pertanyaan muncul di benak mengelilingi otak menjamah seluruh tubuh. Lemas..

Ada apa gerangan???????

Dan setelah diusut kembali, ternyata telah terjadi sebuah kecurangan diantara kami. Siswa dan Guru. Info yang saya dapat dari seorang kakak kelas adalah ada beberapa ruangan yang saat proses MID Semester berlangsung melakukan pelanggaran fatal, yaitu saling mencontek. Info ini didapatkan dari pengawas yang pada saat itu bertugas mengawasi.

Lalu, Ini semua salah siapa? Adilkah???

Banyak sekali teman yang tidak terima dengan hal ini. Mereka ingin sekali menuntut keadilan. Mereka merasa bahwa perjuangan mereka sejauh ini telah terbakar menjadi abu. Hanya karena segelintir orang saja yang melakukan kecurangan, tetapi semua terkena imbasnya.

sia-sia..

yah.. Itu yang mereka fikirkan. Begitu juga dengan saya.. Saya memang merasakan ada satu hal yang aneh sejak awal. Kebiasaan beliau beberapa hari setelah mapel MTK di teskan adalah menempel hasil nilainya. Tetapi kali ini sampai hari terakhir MID semester-pun tidak ditempelkan. Saya terus berfikir jika guru MTK saya telah memutuskan perkara yang sangat tidak adil. Sampai suatu saat seseorang mengingatkan saya.. seperti ini :

dddd

Seseorang mengingatkan saya..

Seakan dihentak pecut oleh sang Dewa Kesuksesan. Sejak itu saya sadar akan apa yang sedang terjadi.

“Karena kerja keras tak akan mengkhianatimu, semua kan indah pada waktunya..”

Sangat-sangat sadar dan saya mulai belajar untuk bersabar. Karena menunggu sebuah keajaiban dari kerja keras kita-pun membutuhkan kesabaran dan tantangan. Ini adalah salah satu jalan berlubang yang harus saya lewati dengan bijak.

. “Belajarlah dalam kesabaran Ayub, berjalanlah bersama keberanian Ibrahim, bacalah semesta melalui kecerdasan Sulaiman, taklukkan angkuh dunia dengan ketangguhan Musa, himpunlah semua kebijaksanaan Yakub, katakanlah kebenaran semerdu suara Daud, kasihilah sesama sepenuh cinta Isa, lalu masukilah kebeningan dirimu bersama ketakwaan Muhammad”
Author: Fahd Djibran

Saya-pun mengambil banyak sekali hikmah dari peristiwa ini.

  1. Ketegasan sang guru yang tak menginginkan murid-muridnya terlatih menjadi generasi muda yang tak ber-moral dengan terbiasa akan ketidak jujuran mereka. Beliau hanya menginginkan siswanya bermoral baik, nilai 3 pun tak apa asalkan jujur.
  2. Kita Bersekolah bukanlah sekadar mencari nilai tinggi di raport ataupun ijazah, tetapi tujuan kita bersekolah yang sebenarnya adalah untuk mencari ilmu, meresapi, menghayastinya dalam hati sedalam-dalam kita bisa. Karena dengan ilmu itu, kita dapat menata masa depan sebijak mungkin.
    “Sekolah maupun kuliah tidak mengajarkan apa yang harus kita pikirkan dalam hidup ini. Mereka mengajarkan kita cara berpikir logis, analitis dan praktis.” – Azis White 
  3. Mengajarkanku untuk tidak bertindak ceroboh, karena sekecil apapun hal yang kita lakukan itu bisa berdampak pada seluruh yang berada disekeliling kita.
  4. Dan masih banyak lagi..

Terimakasih Guruku.. Yang telah ajarkan nilai kehidupan yang sangat berharga. Tentang apa dan bagaimana seharusnya kita. Tentang tingginya nilai kita, bukan nilai raport ataupun nilai ijazah.

TETAPI NILAI JIWA.

Dan sampai sekarangpun kebenaran dari perkataan beliau masih dipertanyakan. Tetapi dengan kondisi saya yang memang tidak disuruh apa-apa untuk mengisi nilai MTK  minat sampai saat ini itu berarti???????

*ngono yo ngono tapi ojo ngono lho!

Leave a Reply

0 Comments

  1. ade

    keren me

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© 2024 The Dreamer

Theme by Anders NorenUp ↑